Selasa, 02 Mei 2017

Penerapan Ergonomi pada Peralatan Kantor

PERALATAN KANTOR YANG ERGONOMI
Peralatan kantor yang ergonomic haruslah didapati didalam sebuah perusahaan besar maupun kecil. Karna apabila peralatan kantor tersebut tidak ergonomic maka tidak jarang adanya pegawai yang merasa tidak nyaman dengan lingkunga kerjanya sehingga ia akan dengan sangat mudah merasa bosan dan aktivitasnya pun menjadi terhambat.
Ergonomic dalam kamus oxford didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efisiensi seseorang pada lingkungan kerjanya. Ergonomic membantu memastikan apakah tugas, peralatan, maupun lingkungan kantor digunakan secara optimal dalam menyelesaikan tugas. Dengan kata lain, lingkungan kantor kantor harus sesuai dengan kebutuhan pegawai yang bersangkutan (Read 2001). Odger (2005) mendefinisikannya sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesai tempat kerja yang memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai kantor. Sedangkan menurut Quible (2001) dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu psikologi, fisiologi, sosiologi, maupun teori komunikasi, ergonomic menyediakan panduan yang berguna untuk mendesain ruang kantor yang efektif.
Image result for peralatan ergonomi kantor
Office ergonomic
Ergonomic menerangkan hubungan pegawai dengan physiological dan psychological dilingkungan kerj mereka (Kallaus & kelling, 1995;Quible:1996). Ergonomic dapat juga dikatakan sebagai usaha mengitegrasikan penggunaan ruan, perabot kantor, peralatan, mesin-mesin kantor dan faktor lain yan dapat mempengaruhi psychological seseorang seperti: warna, cahaya, suara, udara (temperature) dan budaya.
Dalam arti lain ergonomic merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan (tidak membahayakan) bagi orang yang bekerja dikantor tersebut. Kenyamanan dapat dilihat dari penataan ruang, udara, warna, suara, budaya dan lainnya. Tanda-tanda pegawai nyaman adalah menimbulkan kebetahan pegawai untuk bekerja didalam ruang/area kerjanya. Sedangkan keaman adalah penggunaan peralatan dan mesin-mesin tidak membahayakan penggunanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (menimbulkan cacat fisik: luka, buta, sengatan listrik,…) maupun tekanan mental sebagai akibat budaya kerja yang dikembangkan oleh pimpinan tidak sesuai dengan kondisi mayoritas pegawainya.

Penerapan Ergonomi Perkantoran

Berikut link videonya Penerapan Ergonomi Perkantoran
https://www.youtube.com/watch?v=RYMQkHlqd5M

Teknik Komunikasi

 Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.
            Beberapa teknik dalam komunikasi :
1.      Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda, utuh.
2.      Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
3.      Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami pikiran lawan bicara.
4.      Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
5.      Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.
6.      Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi
7.      Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
8.      Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model langsung.
9.      Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
10.  Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya.
Dengan adanya beberapa teknik komunikasi ini diharapkan hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat diminimalisasi. Bukan hanya komunikasi antar individu saja yang membutuhkan teknik komunikasi, dalam berkomunikasi dengan stakeholder atau antar karyawan juga perlu teknik komunikasi tersendiri. Beberapa teknik komunikasi dalam situasi semi formal – formal :
1.      Informative Communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.
2.      Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
3.      Coersive/ Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat Perintah)
Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya.
4.      Human Relation (Hubungan Manusia)
Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach).
a.       Pendekatan emosional
Dalam hubungan ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan komunikan terhadap fakta pesan yang disampaikan, maka teknik ini berujung pay off atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan. Pada umumnya emotional approach ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.
b.      Pendekatan sosial budaya
Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator kepada komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku social serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. hal ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator, selain hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan tidak dapat terlepas dari budaya.